Garut,RRI (2 pebuari 09)
Pada tahun 2009 ini, jumlah Rumah Tangga Miskin (RTS) yang mendapat jatah beras untuk warga miskin (raskin) di Kabupaten Garut, mencapai 221.179 RTS, atau bertambah 31 RTS dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 221.148 RTS. Hal tersebut dikemukakan Kepala Bagian Perekonomian Setda Garut, Ir. Sutarman yang ditemui RRI usai apel gabunganDiakui Sutarman, kalau dilihat dari jumlah permintaan dari warga, jumlah tersebut memang masih terbilang kecil dan pihaknya pun mengharapkan adanya penambahan yang jauh lebih besar. Namun karena jatah raskin untuk tiap kabupaten/kota sudah dipatok oleh pihak Provinsi Jawa Barat, maka mau tak mau keputusan penambahan menjadi 221.179 RTS tersebut harus diterima juga. Padahal, menurut Sutarman, ajuan permintaan penambahan jatah raskin dari
warga sendiri mengalami peningkatan dan ini terjadi di seluruh desa yang ada. Sementara itu, dihubungi terpisah Kepala Gudang Dolog Garut, Agus Suwandi, mengatakan jika pihaknya tidak mempunyai kewenangan untuk menambah atau mengurangi jatah beras raskin dari pagu yang telah ditetapkan. Karena menurutnya, dalam hal ini pihaknya hanya bertindak selaku penyedia barang saja. Agus mengakui, pihaknya menerima permintaan penambahan jatah raskin dari
beberpa desa yang ada di Garut, namun dengan sangat terpaksa, permintaan tersebut tidak bisa dilayaninya. " Menurut Agus Ada berbagai pertimbangan yang membuat pihaknya tidak bisa melayani penambahan jatah raskin dari beberapa desa tersebut, salah satunya karena desa yang bersangkutan masih mempunyai tunggakan pembayaran raskin tahun yang lalu. Lebih jauh dijelaskannya, menurut catatan yang ada, hingga akhir minggu lalu, tercatat 80 desa di 30 kecamatan yang masih nunggak pembayaran raskin jatah tahun 2008. Adapun total tunggakannya, mencapai Rp 873.142.000.Irwan Rudiawan
Senin, 02 Februari 2009
Bupati Garut Soroti Stabilitas Pemerintah
Garut.RRI (senin 2 pebuari 09)
Bupati Garut, Aceng H.M. Fikri, S.Ag, menyebutkan, pasca dilantiknya bersama Wakil Bupati Dicky Chandra, kini pihaknya memfokuskan diri dalam pencapaian visi dan misi yang telah dirancang, salah satunya dengan menciptakan stabilitas pemerintahan. Stabilitas tersebut, dimungkinkan bisa tercapai hanya dengan bahu-membahu antara pimpinan dan seluruh pegawai di lingkungannya, serta seluruh unsur masyarakat.Hal itu disampaikannya di hadapan peserta apel gabungan, di lapang Setda Kabupaten Garut, Senin (2/2). Selain dihadiri Wakil Bupati Dicky Chandra, tampak hadir Sekretaris Daerah Drs. H. Wowo Wibowo, M.Si, para kepala SOPD
(Satuan Organisasi Perangkat Daerah) dan pegawai di lingkungan Pemkab Garut. "Stabilitas lainnya yang menjadi sorotan bupati dan wakil bupati yang baru dua pekan menjalankan pemerintahan kabupaten Garut itu, adalah terciptanya stabilitas politik di Kabupaten Garut. Dan untuk itu, perlu adanya harmonisasi antara lembaga legislatif dengan eksekutif yang tetap terpelihara.Sedangkan stabilitas lainnya yang perlu dijaga, lanjutnya, adalah stabilitas dunia usaha, sebagai upaya memberikan jaminan kepada para pelaku dunia usaha dalam menjalankan usahanya di Kabupaten Garut. Keterjaminan dunia usaha di Kabupaten Garut, menurut Fikri, harus tetap dipelihara, agar roda perekonomian di Kabupaten Garut, pasca pilkada tetap berjalan."Ketiga stabilitas itu, perlu dijaga oleh semua pihak mulai dari pemerintah hingga semua unsur masyarakat.Irwan Rudiawan
Bupati Garut, Aceng H.M. Fikri, S.Ag, menyebutkan, pasca dilantiknya bersama Wakil Bupati Dicky Chandra, kini pihaknya memfokuskan diri dalam pencapaian visi dan misi yang telah dirancang, salah satunya dengan menciptakan stabilitas pemerintahan. Stabilitas tersebut, dimungkinkan bisa tercapai hanya dengan bahu-membahu antara pimpinan dan seluruh pegawai di lingkungannya, serta seluruh unsur masyarakat.Hal itu disampaikannya di hadapan peserta apel gabungan, di lapang Setda Kabupaten Garut, Senin (2/2). Selain dihadiri Wakil Bupati Dicky Chandra, tampak hadir Sekretaris Daerah Drs. H. Wowo Wibowo, M.Si, para kepala SOPD
(Satuan Organisasi Perangkat Daerah) dan pegawai di lingkungan Pemkab Garut. "Stabilitas lainnya yang menjadi sorotan bupati dan wakil bupati yang baru dua pekan menjalankan pemerintahan kabupaten Garut itu, adalah terciptanya stabilitas politik di Kabupaten Garut. Dan untuk itu, perlu adanya harmonisasi antara lembaga legislatif dengan eksekutif yang tetap terpelihara.Sedangkan stabilitas lainnya yang perlu dijaga, lanjutnya, adalah stabilitas dunia usaha, sebagai upaya memberikan jaminan kepada para pelaku dunia usaha dalam menjalankan usahanya di Kabupaten Garut. Keterjaminan dunia usaha di Kabupaten Garut, menurut Fikri, harus tetap dipelihara, agar roda perekonomian di Kabupaten Garut, pasca pilkada tetap berjalan."Ketiga stabilitas itu, perlu dijaga oleh semua pihak mulai dari pemerintah hingga semua unsur masyarakat.Irwan Rudiawan
PDAM Garut Jabel Slang FO Indosat
Garut,RRI (senin 2 pebuari 09)
Kesal dengan sikap rekanan yang mengerjakan proyek penanaman kabel fiber optik (FO) milik Indosat, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Garut, akhirnya menjabel slang FO milik Indosat. Kekesalan pihak PDAM Garut ini, disebabkan banyaknya pipa PDAM yang bocor akibat terpancung saat pengerjaan proyek tersebut, sehingga PDAM banyak menerima komplen dari pelanggan, bahkan ancaman demo.Direktur PDAM Tirta Dharma Garut, H. Ahmad Ayub, SE., MM., didampingi Kabag Umum, Agus Suryana dan Bagian Distribusi, Suherman, Senin (2/2), mengakui, beberapa hari terakhir ini, pihaknya banyak menerima komplen dari
pelanggan tentang kurangnya pasokan air akibat banyaknya kebocoran yang terjadi. Bahkan, bukan hanya komplen dalam bentuk laporan saja, namun ada juga pelanggan yang mengancam melakukan demo ke PDAM."Setelah ditelusuri dan menidaklanjuti aspairasi pelanggan PDASM tersebut , ternyata kebocoran air PDAM yang banyak terjadi diakibatkan adanya proyek
penanaman kabel FO milik Indosat yang saat ini tengah dilakukan di beberapa daerah di Kabupaten Garut. Pipa tersebut bocor setelah kena pancung para pegawai proyek saat melakukan penggalian untuk penanaman kabel tersebut.Bahkan yang lebih mengesalkan, lanjutnya, pipa tersebut bocor bukan hanya tidak sengaja terpancung, namun juga ada diantaranya yang sengaja dibocori pegawai proyek yang memerlukan air saat mau melakukan penggalian.Setelah dilakukan pengecekan, akibat penggalian tersebut, pihaknya menemukan sedikitnya ada 19 titik pipa PDAM yang bocor di lokasi penggalian, 11 titik berlokasi di Kecamatan Wanaraja, 2 titik di Karangpawitan, serta 6 titik lainnya di Kecamatan Garutkota. Sedangkan kerugian yang dialami PDAM akibat terjadinya kebocoran tersebut, dalam jangka waktu dua hari saja, mencapai Rp 15 juta.Menurut Ayub, pihaknya telah beberapa kali mengingatkan pihak rekanan dan pekerja agar memperbaiki kembali pipa yang bocor, namun hal itu sama sekali tak pernah dihiraukan. Akhirnya, karena kesal, pihak PDAM terpaksa menjabel slang kabel FO milik Indosat yang siap ditanam dari daerah Wanaraja, Minggu
(1/2) lalu.Dalam kesempatan tersebut, pihak PDAM juga menyayangkan tidak adanya
koordinasi baik dari pihak Indosat, maupun rekanan terkait penggalian yang dilakukan untuk penanaman kabel FO tersebut.Irwan Rudiawan
Kesal dengan sikap rekanan yang mengerjakan proyek penanaman kabel fiber optik (FO) milik Indosat, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Garut, akhirnya menjabel slang FO milik Indosat. Kekesalan pihak PDAM Garut ini, disebabkan banyaknya pipa PDAM yang bocor akibat terpancung saat pengerjaan proyek tersebut, sehingga PDAM banyak menerima komplen dari pelanggan, bahkan ancaman demo.Direktur PDAM Tirta Dharma Garut, H. Ahmad Ayub, SE., MM., didampingi Kabag Umum, Agus Suryana dan Bagian Distribusi, Suherman, Senin (2/2), mengakui, beberapa hari terakhir ini, pihaknya banyak menerima komplen dari
pelanggan tentang kurangnya pasokan air akibat banyaknya kebocoran yang terjadi. Bahkan, bukan hanya komplen dalam bentuk laporan saja, namun ada juga pelanggan yang mengancam melakukan demo ke PDAM."Setelah ditelusuri dan menidaklanjuti aspairasi pelanggan PDASM tersebut , ternyata kebocoran air PDAM yang banyak terjadi diakibatkan adanya proyek
penanaman kabel FO milik Indosat yang saat ini tengah dilakukan di beberapa daerah di Kabupaten Garut. Pipa tersebut bocor setelah kena pancung para pegawai proyek saat melakukan penggalian untuk penanaman kabel tersebut.Bahkan yang lebih mengesalkan, lanjutnya, pipa tersebut bocor bukan hanya tidak sengaja terpancung, namun juga ada diantaranya yang sengaja dibocori pegawai proyek yang memerlukan air saat mau melakukan penggalian.Setelah dilakukan pengecekan, akibat penggalian tersebut, pihaknya menemukan sedikitnya ada 19 titik pipa PDAM yang bocor di lokasi penggalian, 11 titik berlokasi di Kecamatan Wanaraja, 2 titik di Karangpawitan, serta 6 titik lainnya di Kecamatan Garutkota. Sedangkan kerugian yang dialami PDAM akibat terjadinya kebocoran tersebut, dalam jangka waktu dua hari saja, mencapai Rp 15 juta.Menurut Ayub, pihaknya telah beberapa kali mengingatkan pihak rekanan dan pekerja agar memperbaiki kembali pipa yang bocor, namun hal itu sama sekali tak pernah dihiraukan. Akhirnya, karena kesal, pihak PDAM terpaksa menjabel slang kabel FO milik Indosat yang siap ditanam dari daerah Wanaraja, Minggu
(1/2) lalu.Dalam kesempatan tersebut, pihak PDAM juga menyayangkan tidak adanya
koordinasi baik dari pihak Indosat, maupun rekanan terkait penggalian yang dilakukan untuk penanaman kabel FO tersebut.Irwan Rudiawan
Langganan:
Postingan (Atom)