GARUT/RRI (SENIN/26 JAN/09)
DIDUGA AKIBAT SOPIRNYA MENGANTUK/SEBUAH BUS KERAMAT DJATI JURUSAN BANDUNG - WONOSOBO TERGULING DAN MASUK JURANG SEDALAM 80 METER DIKAWASAN JALAN RAYA GENTONG MALANGBONG GARUT/JAWA BARAT// PULUHAN PENUMPANGNYA SEBAGIAN TEWAS DAN KINI DALAM PROSES IDENTIFIKASI POLISI/ BEBERAPA DIANTARA KORBAN TEWAS MASIH TERJEPIT DIANTARA BADAN BUS// PERISTIWA MAUT KECELAKAAN LALU LINTAS YANG MENELAN BANYAK KORBAN MENINGGAL INI/ TERJADI DI JALUR RAWAN KECELAKAAN TEPATNYA DIJALAN RAYA MALANGBONG GARUT/TEPATNYA DI KP PARA HULU/ DESA SUKARATU KECAMATAN MALANGBONG// KONDISI BUS YANG MENGALAMI KECELAKAAN INI DALAM KEADAAN RUSAK PARAH DENGAN KONDISITERBALIK SETELAH TERJUN KEDASAR JURANG SEDALAM LEBIH DARI 80 METER//PULUHAN PENUMPANGNYA SEBAGIAN BESAR TELAH BERHASIL DIEVAKUASI PETUGAS POLISI DAN TNI SERTA BANTUAN WARGA SEKITAR//DI ANTARA PULUHAN PENUMPANGNYA YANG MASIH DALAM IDENTIFIKASI PIHAK KEPOLISIAN DUA ORANG KORBAN TERLIHAT MASIH BERADA DIBAWAH TERTIMPA BAGIAN ATAP BUS YANG POSISINYA TERBALIK/SEHINGGA BELUM BISA DIEVAKUASI KARENA PETUGAS DAN WARGA KESULITAN MENGINGAT SEMPITNYALOKASI TEMPAT BIS NAHAS TERSEBUT TERJUNGKAL// BIS NAHAS BERNOMOL POLISI D 7859 AD TERSEBUT DIKENDARAI SOPIR BERNAMA JAJANG SAEPUL (45)YANG TEWAS SEKETIKA// BUS INI MEMBAWA PULUHAN PENUMPANGNYA DENGAN TUJUAN BANDUNG DARI TASIKMALAYA//HINGGA PUKUL 10.30 TADI SIANG PUING-PUING BUS TERSEBUT MASIH BERADA DIDASAR JURANG DAN PETUGAS BELUM BERHASIL MENGANGKATNYA KARENA MASIH KESULITANMENGINGAT DALAMNYA JURANG TERSEBUT//DI BAGIAN LAIN MENURUT KAPOLWIL PRIANGAN JAWA BARAT KOMBES ANTON CHARLIAN MENGUNGKAPKAN SEMENTARA JUMLAH YANG TEWAS AKIBAT PERISTIWA TERPEROSOKNYA BIS KRAMAT JATI YANG BERPENUMPANG 29 ORANG TERSEBUT 6 ORANG DIANTARANYA DINYATAKAN TEWAS MASING MASING ATAS NAMA IMAN HUJAENI (44) WARGA CIJAURA GIRANG BANDUNG/KARINA (15) WARGA CIJAURA GIRANG BANDUNG/TUKIMIN (43) PERMATA BIRU BANDUNG/WINARSIH (40) PERMATA BIRU CINUNUK BANDUNG/JAJANG SAEFUL (42) WARGA KP ANDIR CIPARAY BANDUNG SERTA NYONYA SICANG (70) WARGA KARANG BULUAN JATIANOM KLATEN JATEN DAN PULUHAN ORANG LAINNYA MENGALAMI LUKA LUKA/ KINI BAIK KORBAN YANG TEWAS MAUPUN YANG MENGALAMI LUKA LUKA SEBAGIAN TELAH DI EVAKUASI KE RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN DAN ADA JUGA YANG MASIH DIRAWAT DIPUSKESMAS MALANGBONG. IRWAN RUDIAWAN
Minggu, 25 Januari 2009
Baperjakat Tidak Miliki komitmen Pembenahan birokrasi Pemkab Garut
Garut,RRI (minggu, 25 Jan, 09)
Wakil Ketua Komisi A DPRD Garut Ahab Syihabuddin menyatakan penilaiannya, penempatan aparat Pemkab dan Setda Garut semakin acak-acakan dan tidak terkonsep secara baik dan profesional.Itu terjadi, katanya, akibat Baperjakat tidak memiliki komitmen untuk melakukan pembenahan dan pendayagunaan aparatur pemerintahan berdasarkan kompetensi.Dengan demikian, lanjutnya, dalam penentuan dan penempatan personil pada posisi jabatan struktural nyaris seluruh eselon termasuk pejabat fungsional, tidak mencerminkan keseriusan untuk meningkatkan kualitas kinerja jasa layanan kepada publik.Melainkan cenderung mengesankan hanya mementingkan kelompok, yang diperparah kondisi penempatan staf personil pada masing-masing SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah) yang sangat semrawut dan tidak tuntas pendistribusiannya.Oleh karena itu, tegasnya, Komisi A DPRD Garut harus segera melakukan pemanggilan kepada Baperjakat untuk meminta keterangan serta pertanggungjawaban atas kinerjanya selama ini.Sedangkan kepada Bupati dan Wakil Bupati Garut terpilih periode 2009-2014, ia mengharapkan agar kondisi pemerintahan 'acak-acakan' tersebut dijadikan pekerjaan rumahnya, untuk melakukan reformasi birokrasi, reformasi keuangan secara lugas dan tuntas.Selain itu ia berharap bupati dan wakil bupati terpilih, dapat menjaga independensinya, tidak dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan luar, sebagai tanggungjawab terhadap kemajuan pemerintahan Kabupaten Garut.Harapan senada diungkapkan Pengamat hukum di Jawa Barat, Dindin Maolani yang mengingatkan Bupati dan Wakil Bupati Garut agar menjauhi kelompok kepentingan dan golongan termasuk kelompok premanisme.Mereka selalu memanfaatkan jabatan bupati dan wakilnya untuk kepentingan sendiri, sedangkan rakyat banyak menjadi terlantar, kata Dindin Maolani kepada RRI menyikapi telah dilantiknya Aceng HM Fikri dan Dicky Candra sebagai Bupati dan Wakil Bupati Garut periode 2009-2014 di DPRD Garut, Jumat lalu.Namun potensi tenaga dan pikiran yang masih jernih serta dukungan murni dari masyarakat tersebut, katanya, patut tetap akomodatif terhadap pimpinan sebelumnya sekaligus bisa menghimpun para pakar dari berbagai keakhlian untuk membangun Garut.Ia mengatakan, mengingat dinamika politik Garut yang sangat dinamis, keduanya harus bisa mengayomi seluruh lapisan masyarakat termasuk mengakumulasikan semua keinginan rakyat.Oleh karena itu Bupati dan Wakil Bupati Garut yang baru dilantik hendaknya jangan mau didikte khususnya pada konsepsi model-model lama, melainkan tetap optimis melangkah ke depan. Irwan Rudiawan
Wakil Ketua Komisi A DPRD Garut Ahab Syihabuddin menyatakan penilaiannya, penempatan aparat Pemkab dan Setda Garut semakin acak-acakan dan tidak terkonsep secara baik dan profesional.Itu terjadi, katanya, akibat Baperjakat tidak memiliki komitmen untuk melakukan pembenahan dan pendayagunaan aparatur pemerintahan berdasarkan kompetensi.Dengan demikian, lanjutnya, dalam penentuan dan penempatan personil pada posisi jabatan struktural nyaris seluruh eselon termasuk pejabat fungsional, tidak mencerminkan keseriusan untuk meningkatkan kualitas kinerja jasa layanan kepada publik.Melainkan cenderung mengesankan hanya mementingkan kelompok, yang diperparah kondisi penempatan staf personil pada masing-masing SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah) yang sangat semrawut dan tidak tuntas pendistribusiannya.Oleh karena itu, tegasnya, Komisi A DPRD Garut harus segera melakukan pemanggilan kepada Baperjakat untuk meminta keterangan serta pertanggungjawaban atas kinerjanya selama ini.Sedangkan kepada Bupati dan Wakil Bupati Garut terpilih periode 2009-2014, ia mengharapkan agar kondisi pemerintahan 'acak-acakan' tersebut dijadikan pekerjaan rumahnya, untuk melakukan reformasi birokrasi, reformasi keuangan secara lugas dan tuntas.Selain itu ia berharap bupati dan wakil bupati terpilih, dapat menjaga independensinya, tidak dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan luar, sebagai tanggungjawab terhadap kemajuan pemerintahan Kabupaten Garut.Harapan senada diungkapkan Pengamat hukum di Jawa Barat, Dindin Maolani yang mengingatkan Bupati dan Wakil Bupati Garut agar menjauhi kelompok kepentingan dan golongan termasuk kelompok premanisme.Mereka selalu memanfaatkan jabatan bupati dan wakilnya untuk kepentingan sendiri, sedangkan rakyat banyak menjadi terlantar, kata Dindin Maolani kepada RRI menyikapi telah dilantiknya Aceng HM Fikri dan Dicky Candra sebagai Bupati dan Wakil Bupati Garut periode 2009-2014 di DPRD Garut, Jumat lalu.Namun potensi tenaga dan pikiran yang masih jernih serta dukungan murni dari masyarakat tersebut, katanya, patut tetap akomodatif terhadap pimpinan sebelumnya sekaligus bisa menghimpun para pakar dari berbagai keakhlian untuk membangun Garut.Ia mengatakan, mengingat dinamika politik Garut yang sangat dinamis, keduanya harus bisa mengayomi seluruh lapisan masyarakat termasuk mengakumulasikan semua keinginan rakyat.Oleh karena itu Bupati dan Wakil Bupati Garut yang baru dilantik hendaknya jangan mau didikte khususnya pada konsepsi model-model lama, melainkan tetap optimis melangkah ke depan. Irwan Rudiawan
Mental dan Moralitas Aparat Pemkab dan Setda Garut dinilai Berkondisi Rendah
Garut,RRI (Minggu,25 Jan,09)
- Komisi A DPRD Garut yang membidangi pemerintahan diagendakan Selasa (27/1) mendatang menggelar rapat internal, untuk membahas pemanggilan Baperjakat (Badan Pertimbangan Kepangkatan dan Jabatan) Pemkab dan Setda setempat.Wakil Ketua Komisi, Ahab Syihabuddin, menegaskan kepada RRI.com di Garut, Ahad, pemanggilan tersebut dinilai sangat mendesak dengan maksud untuk mengembalikan proses atau mekanisme penempatan jabatan yang harus sesuai dengan peraturan berlaku.Komisinya juga akan mendesak Baperjakat yang diketuai Sekda (Sekretaris Daerah), Wowo Wibowo agar melaksanakan keterbukaan, bisa menjaring aspirasi secara "bottom-up", didasari DUK (daftar urut kepangkatan) serta melakukan "fit and proper test" pada setiap penempatan pejabat, tegasnya.Karena hingga kini diindikasikan nilai-nilai mental dan moralitas aparat Pemkab dan Setda Garut, sebagian besar masih berkondisi sangat rendah, bahkan bukan satu dan dua kali terjerumus ke dalam lubang permasalahan serupa yang terjadi berulangkali setiap tahun.Sehingga timbul kekhawatiran bisa menggiring kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati, yang baru dilantik Jumat lalu itu, untuk dibawa ke 'kubangan lumpur' yang sama, ungkap Syihabuddin.Terbukti kualitas layanan publik belum sepenuhnya mendapatkan atensi yang serius termasuk jasa layanan publik yang selama ini diudarakan radio penyiaran Intan-FM, sama sekali tidak mendapatkan alokasi pemeliharaan serta biaya operasionalnya, mengakibatkan lembaga tersebut nyaris menyerupai "mayat hidup",.Syihabuddin juga berpendapat, biaya yang semestinya bisa dimanfaatkan untuk peningkatan layanan kepada publik malahan diindikasikan banyak masuk ke 'kantong saku' para pejabatnya. Irwan Rudiawan
- Komisi A DPRD Garut yang membidangi pemerintahan diagendakan Selasa (27/1) mendatang menggelar rapat internal, untuk membahas pemanggilan Baperjakat (Badan Pertimbangan Kepangkatan dan Jabatan) Pemkab dan Setda setempat.Wakil Ketua Komisi, Ahab Syihabuddin, menegaskan kepada RRI.com di Garut, Ahad, pemanggilan tersebut dinilai sangat mendesak dengan maksud untuk mengembalikan proses atau mekanisme penempatan jabatan yang harus sesuai dengan peraturan berlaku.Komisinya juga akan mendesak Baperjakat yang diketuai Sekda (Sekretaris Daerah), Wowo Wibowo agar melaksanakan keterbukaan, bisa menjaring aspirasi secara "bottom-up", didasari DUK (daftar urut kepangkatan) serta melakukan "fit and proper test" pada setiap penempatan pejabat, tegasnya.Karena hingga kini diindikasikan nilai-nilai mental dan moralitas aparat Pemkab dan Setda Garut, sebagian besar masih berkondisi sangat rendah, bahkan bukan satu dan dua kali terjerumus ke dalam lubang permasalahan serupa yang terjadi berulangkali setiap tahun.Sehingga timbul kekhawatiran bisa menggiring kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati, yang baru dilantik Jumat lalu itu, untuk dibawa ke 'kubangan lumpur' yang sama, ungkap Syihabuddin.Terbukti kualitas layanan publik belum sepenuhnya mendapatkan atensi yang serius termasuk jasa layanan publik yang selama ini diudarakan radio penyiaran Intan-FM, sama sekali tidak mendapatkan alokasi pemeliharaan serta biaya operasionalnya, mengakibatkan lembaga tersebut nyaris menyerupai "mayat hidup",.Syihabuddin juga berpendapat, biaya yang semestinya bisa dimanfaatkan untuk peningkatan layanan kepada publik malahan diindikasikan banyak masuk ke 'kantong saku' para pejabatnya. Irwan Rudiawan
Langganan:
Postingan (Atom)