Senin, 12 Januari 2009

Komentar : BBM Turun Masyarakat masih bingung

Bandung, Selasa- 13 Januari 2009 pkl. 13.30 Wib

Saudara Pemerintah RI kembali menurunkan harga Premium dari 5 ribu rupiah perliter menjadi 4 500 rupiah dan Solar dari 4 .800 rupiah menjadi 4.500 rupiah per liter. Penurunan ini merupakan yang ke tiga kali dilakukan pemerintahan SBY dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. Kabar ini disambut gembira sebagian kalangan dan sebagian lagi menganggap sebagai trik politik SBY menjelang pemilihan presiden nanti. Apapun pendapat masyarakat, pemerintah memang terlihat sedang berupaya adil meski sebagian pengamat mengatakan rada terlambat. Pengamat ekonomi moneter Acuviarta menilai penurunan BBM subsidi tersebut mengindikasikan pemerintah dalam menatapkan besaran harga BBM subsidi tampak gamang atau ragu-ragu. Ini menandakan pemerintah tidak punya parameter yang akurat dalam menentukan harga BBM. Sedangkan menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penurunan kembali BBM diharapkan dapat menurunkan tingkat inflasi secara langsung pada jauari 2009 hingga nol koma 53 persen. Menkeu mengharapkan dengan turunnya BBM akan mendorong turunnya harga komoditas lain sehingga angka inflasi aakan ikut turun. Harapan itu memang menjadi harapan rakyat. Tidak salah jika Presiden SBY ikut menggambarkan bahwa sebelum kenaikan BBM ,harga daging sapi 48 ribu perkilo dan setelah kenaikan BBM menjadi 62 ribu per kg. Dengan penurunan BBM ia berharap harga bisa turun 10 persen, termasuk tariff angkutan. Karena jika ongkos angkutan tidak turun, maka sulit bagi harga komoditas ikut turun. Kepada Organda Presiden berharap penurunan ongkos bisa mencapai 10 persen.
Penurunan BBM yang diumumkan lebih awal ini juga bukan tanpa resiko karena umumnya para pemilik SPBU tidak ingin mengalami kerugian ke tiga kalinya, setelah penurunan tanggal 1 Desember dan 15 januari. Para pengelola nampaknya akan mengambil langkah aman yaitu mengurangi order atau bahkan menghentikan order sementara waktu hingga stok habis. Hal ini dikhawatirkan akan memicu kosongnya BBM di SPBU yang akibatnya warga akan kembali antre mencari Bensin dan Solar.
Harapan warga untuk turunya harga komoditaspun belumtentu dalam waktu dekat, pengalaman membuktikan hanya mekanisme pasar yang menentukan turunnya harga komoditas itu, bukan dari turunnya BBM.

Sekian komentar……………. (Budi Suwarno S.Sos)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar